SEJARAH MASUKNYA MUSIK GAMBUS DAN BIOLA DI BARANUSA
Oleh : Abdul Rasyid Mangkop
Gambus dan biola adalah jenis musik yang terkenal di Baranusa. Musiknya sering terdengar dalam alunan lagu religi. Musik yang bersejarah ini bisa bertahan walau industri musik modern semakin berkembang. Mula-mulanya Gambus dan biola dikenal oleh masyarakat Baranusa pada tahun 1947-an di bawahkan oleh kedua kakak beradik Asal Baranusa yakni Kedang Lang Dan Pure Lang dari tanah perantauan pulau koding areng, sekitar 9 mill dari kota makassar Yang merupakan tempat kelahiran Almarhum Nahkoda Bakarang, Ayah dari Abdullah Bakarang yang biasa dikenal oleh masyarakat Baranusa dengan sebutan ( Jou Kodong ).
Kedua Kakak beradik ini merantau mencari nafkah hidup dengan kembali membawa ilmu kreatif yang berguna bagi masyarakat Baranusa. Walaupun dengan peralatan sederhana dari tangan kreatif kedua kakak beradik ini, bisa membuat gambus dan biola dengan bentuk dan ukiran seperti yang dijual ala jepara.
Dari hasil kerajinan gambus dan biola yang sudah dibuat itu, kemudian dibentangkan dengan benang pintalan keras berbentuk tali senar lalu dipasangkan menjadi tali gambus, sedangkan untuk tali biola dari bahan kawat baja, dengan bahan gesekan dari helaian rotan dan getah kenari.
Pada tahun 1947-1970 sebelum musik Melayu dan musik dangdut booming di masyarakat, gambus sudah lama menjadi kesenian yang banyak ditampilkan di pesta perkawinan atau khitanan. gambus adalah salah satu cikal bakal dari irama musik dangdut yang sampai sekarang banyak didengarkan oleh masyarakat Indonesia terkhususnya di Baranusa. Sebagai bagian dari unsur musik Melayu.
Gambus dan biola semakin banyak diminati sebagai alat hiburan bagi masyarakat Baranusa, kemudian di kembangkan oleh beberapa penerus ini menjadi sebuah grup gambus Baranusa. Mereka adalah :
-
- Sanik sangga ( pemain dan pengrajin bola.)
- Geleng Tupong Apa berperan sebagai pemain marwas dan Vokalis
- Iskandar ulumando ( pemain gambus )
- Pulo Kesi Ulumando ( pemain gambus )
- Bapa Sanggaria ( pemain gambus )
- Bi Sara Maring ( pemain gambus )
- Tabang Tope ( pemain gambus )
Adapun lagu-lagu gambus yang di nyanyikan oleh para legendaris gambus Baranusa ini antara lain : Hujan Panas,Ali Boghodan, Allah Maha Esa, Daun Ku Mina, Pasir Putih, Lemon Manis, Ya Rabbi Salim, yalaiy tani kuntum tabe, dan beberapa lagu lainnya berupa pantun daerah yang berisikan pesan moral yang oleh masyarakat Baranusa menamakan lagu liling.
Gambus dan biola Baranusa makin diminati dan dikenal oleh semua kalangan sampai ke uma pura, pulau buaya sampai keseluruh wilayah pesisir Alor oleh para legend musik gambus ini, kemudian dilanjutkan ke penerus berikutnya dengan membetuk sebuah grupnya adalah;
-
- Amin Kasong Sira Pemain Gambus,
- Pemain Marwas Baktiar Koly dan gambus pembantu,
- dan Sirajudin Matang pemain marwas.
- Rahman Tupong Apa Gambus dan Marwas
- Tahir Wassi ( Tahi Sbarang ) Pemain Gambus
- Kedang Koli Ulumando
- Umar Tong
- Abdullah J.Ola
- Muhammad Saleh Baba Ishak
Masyarakat Baranusa Disamping mengenal adanya grup gambus yang hadir sebagai penghibur dengan berbalasan pantun, ada juga yang tidak berkecimpun dalam wadah grup untuk penghibur masyarakat, namun sebagai legend Gambus Baranusa yang dikenang masyarakat Baranusa, diantaranya adalah Abdullah Salim, Abdullah Walu, Rajab Kampoh, Anta Alur, Haji Lawang, Syamsudin Ulumando, Syamsudin Sangga, Syamsudin Pito, Usman Kampoh,Ulurudin Betawi, dan masih banyak lagi penerus gambus dan biola asal Baranusa yang saat ini menyebar di berbagai daerah. semuanya dikenal sebagai penghibur dengan irama gambus dan cengkokan suara khas yang masih terngiang di telinga masyarakat Baranusa hingga kini.
Pada awal sebelumnya, pemain gambus dan vokalis hanya terbatas pada tokoh tertentu karena keturunan yang bisa mendapatkan kemampuan tersebut. Namun sampai dengan saat ini tidak demikian lagi bahkan dari pewarisnya pun ada yang memiliki bakat tertentu hingga tidak melanjutkannya, ada pula yg tidak berminat melanjutkan sehingga pemain-pemain gambus dan vokalis seperti yang terihat sekarang banyak yang muncul dari bakat alamiah.
Sedangkan khusus untuk alat musik biola sampai dengan saat ini masih tetap di lestarikan oleh anak cucu dari Bapak Sanik Sangga sebagai pemain-pemain biola khas Baranusa, mereka adalah Sirajudin Sangga dan Abdul Razak Sangga saati ini berada di So'e, dan Samsudin Sangga tinggal di Baranusa.
Gambus dan biola asal Baranusa tidak saja mengiringi tarian khas dani dana, melainkan bergabung dalam beberapa grup qosidah antara lain Nurul Arafah dan Gurun Sahara Pimpinan Ustadz Suharjo Mari, pemain gambus Syamsudin Ulumando bersama grup qosidah ini, hadir memberikan sajian terbaik bagi masyarakat kabupaten Alor dengan meraih juara I Lomba Qosidah dan jenis lomba lainnya menjadi juara umum dalam ajang MTQ tingkat kabupaten Alor pertama di Baranusa pada Tahun 1982.
Gambus baranusa semakin dikenal dan membudaya di tahun 1980-an sampai tahun 2018 oleh legendaris Samsudin Tupong Apa. Walaupun hanya melalui pita rekaman biasa, Lagu-lagunya selalu direkam menjadi hiburan bagi para perantau dan dikenang hingga kini. Dengan cenggkokan gambus dan suara khasnya menghadirkan kenangan bagi masyarakat Baranusa, ia juga memiliki grup dani dana Baranusa dan merilis beberapa album gambus diantaranya; Oba Lele, Ole teti, Dende reo, Ya Ilahi, Heran Aru, dan beberapa gambus versi dangdut yang menjadi kenangan antara lain; Tiada Seorang Pun Tau (Megy z), Sungguh Malang nasipku dan sungguh tak kuasa jiwa.
Meski popularitasnya gambus Baranusa cenderung redup dan penikmatnya berkurang, sejak tahun 2008- hingga kini gambus Baranusa mulai kembali dikenal luas oleh dua Legend Gambus Baranusa Yakni Marjuki Ulumando dengan Album Pulau Batam dan Abdul Rasyid Mangkop dengan Album Dende Reo, yang berhasil masuk dalam Studio Rekaman DVD Gambus Alor-Pesisir. Munculnya Gambus Baranusa sangat memberi warna tersendiri di blantika musik Baranusa. Selain karena musiknya yang bikin tenang saat didengar, nyanyiannya juga terdengar merdu dengan irama dan liriknya yang bernuansa islami. Warna musiknya ada kemiripan dengan musik Melayu. Beberapa kelompok orkes gambus pun dikenal masyarakat lokal sebagai Orkes Gambus (OG) yang disukai masyarakat.
Itulah sekilas sekilas masuknya musik gambus dan biola di Baranusa yang di kenang dan dilestarikan hingga saat ini.

SYAMSUDIN TUPONG APA ( Alm)
Legendaris Gambus Baranusa 1980-an sampai 2018
MARJUKI ULUMANDO ( Alm)
Legendaris Gambus Baranusa dalam Album Pulau Batam 2008
(Sumber) :
- Rahman Apa
- M. Boling
- Abdul Rasyid Mangkop
(Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan nama tokoh/pemeran.
Anda dapat memberkan masukan melalui kolom komentar untuk perbaiki. )